Kamis, 08 Juli 2021

Menelusuri Makna


Kehidupan dunia ini penuhlah dengan tanda tanya. Terkadang seperti circle (lingkaran) yang akan saling bertemu dan menemukan satu sama lain melalui prosesnya seperti halnya arena balapan MotoGP. Terkadang seperti tanggulan tinggi, yang ketika melaluinya kudu sangat hati-hati, perlahan-lahan agar dapat sampai tujuan dengan selamat. Terkadang seperti tanggulan kecil yang berbaris 3 atau 4, melaluinya dengan cukup hati-hati supaya tidak ada getaran yang akan merasakan dampaknya setelah melewati jalan tersebut. Terkadang seperti tanjakan yang panjang melaluinya butuh dengan perjuangan untuk sampai ke puncaknya, berhenti sejenak lalu melanjutkan perjalanan itu bukan mundur lalu kembali karena tidak kuat untuk mendakinya. Terkadang seperti turunan yang panjang dengan penuh lika-liku, melaluinya harus dengan super kehati-hatian, supaya tidak menerobos pembatas jalan dan terjun ke jurang kehidupan.

Semua itu memerlukan proses yang tidak mudah. Bukan hanya modal niat dan berani saja. Namun, harus dengan penuh ikhtiar (usaha) dan do'a juga dengan keistiqomahan yang dimana iman kita akan di uji untuk sampai ke Jannah-Nya untuk mendapatkan ridho-Nya. Keteguhan iman dan hati dengan mencoba Istiqomah dalam berhijrah untuk senantiasa bertaqwa kepada Allāh Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah yang pernah diperjuangkan oleh salah satu Sahabat Terbaik Nabi Muhammad Shalallahu'Alaihi Wasallam, yakni Bilal ibn Rabah (بلا بن رباح) yang dimana keteguhan hati dan keimanannya di uji oleh Allāh Ta'ala. Di saat tubuhnya di tindih oleh sebongkah batu besar dan sedikit ditindih, beliau meringis kesakitan sampai ditawarin untuk meninggalkan keislamannya. Namun, keteguhan hati dan imannya yang sejak lama sudah tertanam dalam dirinya, tidak mengurungkan dirinya untuk terus mengucapkan kalimat Ahadun Ahad.. Ahadun Ahad.. membuat langit pada saat itu menjadi mendung, angin berhembus kencang. Menandakan azab Allah untuk orang-orang kafir Quraisy pada saat itu, akan tetapi pada akhirnya Umayyah bin Khalaf tuan dari Bilal menerima tawaran Abu Bakar yang membeli Bilal bin Rabah demi untuk memerdekakan Bilal bin Rabah dari perbudakan manusia-manusia jahiliah.

Dalam sebuah hadits shahih yang dinukil dari kitab Riyadhus Sholihin karya imam Nawawi, kitab Al-Fadhail :
Bilal masuk surga dan suara sandalnya sudah terdengar di surga karena ia terus rutinkan shalat sunnah setelah wudhu.

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail


بَابُ اسْتِحْبَابِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الوُضُوْءِ
209. Bab Sunnahnya Shalat Dua Rakaat Setelah Wudhu

Menelusuri Makna

Kehidupan dunia ini penuhlah dengan tanda tanya. Terkadang seperti circle (lingkaran) yang akan saling bertemu dan menemukan satu sama lain...